7.500 meter Persemaian Permanen

Persemaian permanen disebut juga persemaian tetap adalah kegiatan produksi bibit, baik melalui cara vegetatif maupun generatif, yang dilaksanakan secara menetap biasanya mempunyai beberapa cirri yaitu: mempunyai Lokasi yang tetap, Sarana dan Prasarana permanent, arealnya luas teknik persemaian sudah modern dan ditujukan untuk penjualan

Jadi bisa dikatakan bahwa dalam persemaian permanen proses produksi dan pemasaran harus seimbang sehingga bisa dilakukan terus menerus.

Syarat apa saya supaya Proses Produksi bisa kontinyu?

1.Terdapatnya Sumber Benih yang lestari

Sumber benih bisa berupa ketrsediaan biji untuk semai, ketersediaan cabutan ataupun mempunyai Kebun Pangkas untuk pengambilan Stek Pucuk yang mencukupi

2. Adanya proses kegiatan produksi

Beberapa kegiatan Produksi yang harus ada: Pengolahan Media, Pemasukan media ke polybag, Pemasukan benih dalam Polybag, penyiraman/perawatan

3. Adanya Lokasi Semai bibt adalah lokasi atau areal tempat menyimpannya bibit yang baru di masukan dalam polybag. Pada areal ini terdapat peminimalan cahaya dan angin

4.Adanya Lokasi Sapih, bibit yang telah berfungsi baik daun dan akarnya akan sangat membutuhkan cahaya matahari selain itu sebelum bibit siap di tanam dilapangan terbuka alangkah baiknya dilakukan penyapihan secara bertahap


Menurut Buku Manual Persemaian Permanen dari Kementrian Kehutanan tahun 2013,

Persemaian   permanen   memproduksi   bibit   secara   menetap   dengan   memanfaatkan teknologi  dalam  perbanyakan  tanaman  secara  generatif  (dengan benih)  dan  vegetatif (dengan  stek).  Persemaian  pemanen  memanfaatkan  teknologi otomatisasi dalam  sistem irigasi,  sistem  penyiraman  (spraying,  dan  misting),  dan sistem pengkabutan  (fogging) selama produksi bibit tersebut.  Selain itu, fasilitas persemaian permanendirancang agar alur produksi (flow of process) sesuai dengan fase pertumbuhan mulaipenaburan benih, penyapihan  kecambah,  aklimatisasi bibit,hingga  menjadi  bibit  siap  tanam.  Bibit  yang diproduksi di persemaian permanen diharapkan memiliki sistem perakaran yang kompak dan  terarah,  sehat,   struktur  seimbang  antara  batang  dan  akar, batang telah  berkayu, serta  telah melewati  fase  aklimatisasi  sebelum  menghadapi  kondisi  lapangan. Bibit tersebut setelah ditanam, akan segera menghasilkan tunas baru.

Agar  fasilitas  persemaian  berfungsi  optimal  dan  menghasilkan  bibit  berkualitas dalam jumlah cukup, setiap pengelola persemaian permanen yang jumlahnya telah mencapai 51 unit,  perlu dilengkapi  manual persemaian  permanen yang berisi petunjuk  praktis  dalam operasionalisasi persemaian, pemilihan media, dan produksi bibit. Manual   ini   disusun   dengan merujuk   pada   Petunjuk   Teknis   Pembangunan/Renovasi Persemaian  Perrmanen,  manual  persemaian  permanen yang  disusun  proyek  ATApada masa  lalu, dan  rujukan  yang  berkaitan  dengan perbanyakan  tanaman  dan  perbenihan tanaman  hutan.

Persemaian  Permanen  seharusnya memiliki fasilitas  utama  dan  fasilitas penunjang.
Fasilitas utama terdiri:
1.Rumah Stek (“rooting greenhouse”)
2.Rumah kecambah (“germination greenhouse”)
3.Rumah Bahan Stek(“mother plant greenhouse”)
4.Areal Naungan (“shaded area”)
5.Areal Terbuka (“open area”)
6.Rumah Pompa dan Panel Kontrol (“control panel”)
7.Rumah Produksi (“production house”)
8.Bak Air 

Fasilitas penunjang terdiri:
1.Gudang 1.Jalan Utama, Jalan Inspeksi, Drainase.
2.Rumah Media (“media emplacement”)
3.Sumur Bor
4.Jaringan Listrik
5.Jaringan Irigasi dan Instalasi Air
6.Kantor/Mess Pengelola
7.Pos Jaga
8.Pagar

Tujuan  pembangunan  rumah  stek,  rumah  perkecambahan,  rumah  bahan  stek, areal naungan,  dan  areal  terbuka    adalah  untuk  menyediakan  kondisi    lingkungan  yang sesuai bagi pertumbuhan bibit dan stek dari berbagai spesies tanaman hutan. Faktor lingkungan dimaksud  terdiri  dari  faktor  mikroklimat  (suhu,  kelembaban,  dan cahaya),  faktor  edafis (media, hara, dan air), dan faktor biotis (mikoriza, hama, dan penyakit). 


I BUILT MY SITE FOR FREE USING