Persemaian permanen disebut juga persemaian tetap adalah kegiatan produksi bibit, baik melalui cara vegetatif maupun generatif, yang dilaksanakan secara menetap biasanya mempunyai beberapa cirri yaitu: mempunyai Lokasi yang tetap, Sarana dan Prasarana permanent, arealnya luas teknik persemaian sudah modern dan ditujukan untuk penjualan
Jadi bisa dikatakan bahwa dalam persemaian permanen proses produksi dan pemasaran harus seimbang sehingga bisa dilakukan terus menerus.
Syarat apa saya supaya Proses Produksi bisa kontinyu?
1.Terdapatnya Sumber Benih yang lestari
Sumber benih bisa berupa ketrsediaan biji untuk semai, ketersediaan cabutan ataupun mempunyai Kebun Pangkas untuk pengambilan Stek Pucuk yang mencukupi
2. Adanya proses kegiatan produksi
Beberapa kegiatan Produksi yang harus ada: Pengolahan Media, Pemasukan media ke polybag, Pemasukan benih dalam Polybag, penyiraman/perawatan
3. Adanya Lokasi Semai bibt adalah lokasi atau areal tempat menyimpannya bibit yang baru di masukan dalam polybag. Pada areal ini terdapat peminimalan cahaya dan angin
4.Adanya Lokasi Sapih, bibit yang telah berfungsi baik daun dan akarnya akan sangat membutuhkan cahaya matahari selain itu sebelum bibit siap di tanam dilapangan terbuka alangkah baiknya dilakukan penyapihan secara bertahap
Menurut Buku Manual Persemaian Permanen dari Kementrian Kehutanan tahun 2013,
Persemaian permanen memproduksi bibit secara menetap dengan memanfaatkan teknologi dalam perbanyakan tanaman secara generatif (dengan benih) dan vegetatif (dengan stek). Persemaian pemanen memanfaatkan teknologi otomatisasi dalam sistem irigasi, sistem penyiraman (spraying, dan misting), dan sistem pengkabutan (fogging) selama produksi bibit tersebut. Selain itu, fasilitas persemaian permanendirancang agar alur produksi (flow of process) sesuai dengan fase pertumbuhan mulaipenaburan benih, penyapihan kecambah, aklimatisasi bibit,hingga menjadi bibit siap tanam. Bibit yang diproduksi di persemaian permanen diharapkan memiliki sistem perakaran yang kompak dan terarah, sehat, struktur seimbang antara batang dan akar, batang telah berkayu, serta telah melewati fase aklimatisasi sebelum menghadapi kondisi lapangan. Bibit tersebut setelah ditanam, akan segera menghasilkan tunas baru.
Agar fasilitas persemaian berfungsi optimal dan menghasilkan bibit berkualitas dalam jumlah cukup, setiap pengelola persemaian permanen yang jumlahnya telah mencapai 51 unit, perlu dilengkapi manual persemaian permanen yang berisi petunjuk praktis dalam operasionalisasi persemaian, pemilihan media, dan produksi bibit. Manual ini disusun dengan merujuk pada Petunjuk Teknis Pembangunan/Renovasi Persemaian Perrmanen, manual persemaian permanen yang disusun proyek ATApada masa lalu, dan rujukan yang berkaitan dengan perbanyakan tanaman dan perbenihan tanaman hutan.
Persemaian Permanen seharusnya memiliki fasilitas utama dan fasilitas penunjang.
Fasilitas utama terdiri:
1.Rumah Stek (“rooting greenhouse”)
2.Rumah kecambah (“germination greenhouse”)
3.Rumah Bahan Stek(“mother plant greenhouse”)
4.Areal Naungan (“shaded area”)
5.Areal Terbuka (“open area”)
6.Rumah Pompa dan Panel Kontrol (“control panel”)
7.Rumah Produksi (“production house”)
8.Bak Air
Fasilitas penunjang terdiri:
1.Gudang 1.Jalan Utama, Jalan Inspeksi, Drainase.
2.Rumah Media (“media emplacement”)
3.Sumur Bor
4.Jaringan Listrik
5.Jaringan Irigasi dan Instalasi Air
6.Kantor/Mess Pengelola
7.Pos Jaga
8.Pagar
Tujuan pembangunan rumah stek, rumah perkecambahan, rumah bahan stek, areal naungan, dan areal terbuka adalah untuk menyediakan kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan bibit dan stek dari berbagai spesies tanaman hutan. Faktor lingkungan dimaksud terdiri dari faktor mikroklimat (suhu, kelembaban, dan cahaya), faktor edafis (media, hara, dan air), dan faktor biotis (mikoriza, hama, dan penyakit).